Rabu, 07 Maret 2012

Penakluk Puncak Everest dan Sebutir Pasir

Sir Edmund Hillary & A Piece of Sand

Anda pastinya tidak asing lagi dengan nama Edmund Hillary, orang pertama di dunia yang diakui sebagai penakluk puncak Everest, di temani oleh Tenzing Norgay, serpha disiplin dan cekatan dari Nepal, Edmund Hillary mencatatkan namanya sebagai manusia pertama yang mampu menjejakkan kakinya di atap dunia, puncak Mount Everest, atau dalam bahasa Nepal disebut juga Kancejungga atau Sagarmatha, puncak tertinggi di jajaran pegunungan Himalaya, juga dunia.

Suatu ketika, Sir Edmund Hillary pernah ditanya oleh seorang wartawan mengenai hal apa yang paling ia takuti saat melakukan penjelajahan dan ekspedisi di Himalaya dan dipenjuru dunia lainnya,dan ia mengakui bahwa ia tak pernah takut terhadap binatang buas, jurang yang curam, bongkahan raksasa, badai es, ataupun crevasse. 

" Lantas, apa yang anda takutkan...? " tanya sang wartawan.

" Sebutir pasir yang terselip diantara jari jari kaki saya..." jawab Edmund Hillary.

" Sebutir pasir yang yang masuk diantara sela jari kaki seringkali menjadi awal mula sebuah petaka, ia bisa masuk kulit kaki atau menelusup kedalam bagian kulit kaki. Lama lama jari terkena infeksi dan kemudian membusuk, tanpa sadar kakipun mulai tak dapat digerakkan, dan itu merupakan awal malapetaka bagi seorang penjelajah dan pendaki gunung, sebab ia hanya bisa melanjutkan petualangannya dengan ditandu dan diantar ke rumah sakit..." Hillary menambahkan.

Binatang buas, seperti harimau, buaya, ular, beruang ataupun singa adalah secara naluriah mahluk yang memiliki rasa takut kepada manusia, Sedangkan menghadapi jurang yang curam, longsoran salju yang dahsyat, dan ganasnya padang pasir, seorang penjelajah tentu saja telah mempersiapkan diri dengan baik dan memadai. Tetapi, jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah ulung sekalipun tidak mempersiapkannya, bahkan cenderung mengabaikannya..



Hikmah dari kisah sang penakluk tadi adalah, jangan meremehkan hal hal kecil, suatu kesalahan dan ketidakbenaran yang kecil jika tidak dipersiapkan menghadapinya dan dibiarkan saja untuk terus berlanjut, akan menghancurkan, dan pada akhirnya akan menjadikan kita terjerembab dalam belukar penyesalan yang dalam. Dalam sisi hidup yang lain, kita sering kali meremehkan hal hal kecil, meremehkan dosa dosa yang kita anggap kecil, seumpama menggunjing, membicarakan keburukan orang lain, minum dan makan yang tidak dihalalkan, berpacaran secara buruk, bahkan meninggalkan sholat. Hal hal semacam ini, yang kita anggap hanya permasalahan kecil, jika tidak segera diperbaiki sesungguhnya adalah sumber awal dari kehancuran dan ketidaksuksesan kita dikemudian hari..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar